Pertamina Adakan “Nyapuh Tirah Campuhan”, Apa maknanya?


Yayasan Puri Kauhan Ubud terus melanjutkan upaya pelestarian lingkungan di Tanah Dewata, Bali. Peluncuran Program Pemuliaan Air di Tukad Oos dengan tema "Nyapuh Tirah Campuhan" dilakukan dengan enam program aksi mulai dari revitalisasi desa wisata, hingga parade anak-anak Mahardika. 

Dalam acara peluncuran program juga dilakukan penanaman pohon upakara di areal pura, serta penyerahan bibit secara simbolis kepada desa-desa yang ikut dalam program penanaman pohon.

 Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Staf Khusus Presiden Sukardi Rinakit, Sekda Kabupaten Gianyar Made Gede Wisnu Wijaya serta VP CSR & SMEPP Management PT Pertamina (Persero) turut menghadiri acara peluncuran tersebut. 

PT Pertamina (Persero) bersama Yayasan Puri Kauhan Ubud melanjutkan upaya pelestarian lingkungan di Bali melalui program pemuliaan air "Nyapuh Tirah Campuhan"

Peluncuran program tersebut dilaksanakan dalam gelaran Sastra Saraswati Sewana 2022 di Jaba Mandala Pura Suci Bangkiang Sidem, Desa Keliki, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Bali, Selasa (14/6/2022). 

Sejumlah pejabat turut hadir dalam peluncuran tersebut, yaitu Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa dan Koordinator Staf Khusus (Stafsus) Presiden sekaligus Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud AAGN Ari Dwipayana. 

Baca juga : Batasan Daerah Aliran Sungai (DAS)

Peluncuran program dihadiri oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, bersama Sekda Gianyar, I Gede Made Wisnu Wijaya, didampingi VP CSR & SMEPP PT Pertamina (Persero), Ibu Fajriyah Usman, yang dilaksanakan di Jaba Mandala Pura Suci Bangkiang Sidem, Keliki, Gianyar, Bali (14/06).

Dalam sambutannya, Suharso mengatakan, pemuliaan air ini dianggap penting sekali karena di dalamnya terkandung sebuah edukasi kepada masyarakat bahwa air berguna untuk keberlanjutan kehidupan.

Ia mengatakan, selain menghidupkan kembali kearifan lokal dengan melestarikan nilai-nilai budaya Bali, "Nyapuh Tirah Campuhan" juga menjadi salah satu daya tarik wisata yang dapat menggerakkan ekonomi daerah.  

Pemerintah, kata Suharso, ingin menghidupkan dan membangun kembali Bali sebagai salah satu jantung dari peradaban Indonesia. Kebudayaan dipelihara tak sekadar karena memiliki nilai wisata, tetapi sebagai salah satu kekayaan negara. 

Baca juga : Rehabilitasi 600.000 Hektare Lahan Mangrove diTargetkan Selesai di 2024

“Pasalnya, dalam kebudayaan terkandung nilai ekonomi yang dapat membawa kesejahteraan bagi masyarakat setempat," ujar Suharso Rabu (15/6/2022).  

Suharso pun berpesan, upaya melindungi kearifan lokal yang berorientasi pada pelestarian lingkungan harus dipertahankan. 

Pasalnya, kearifan tersebut memiliki nilai edukasi agar publik tak menyia-nyiakan potensi alam yang ada dan merawatnya dengan baik. 

Pada kesempatan sama, AAGN Ari Dwipayana mengatakan bahwa program pemuliaan air merupakan salah satu langkah konkret Yayasan Puri Kauhan Ubud dan Pertamina untuk merawat serta melestarikan air. “Disadari atau tidak, air merupakan sumber kehidupan umat manusia, khususnya warga Bali. 

Kami percaya bahwa memuliakan air juga merupakan bentuk memuliakan peradaban," kata Ari.  Ia juga mengapresiasi langkah Pertamina yang telah berkontribusi dalam program tersebut. 

“Terima kasih kepada Pertamina dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang senantiasa mendukung upaya pelestarian lingkungan," ucapnya.  

Penanaman 5.000 pohon Pada kesempatan tersebut, Fajriyah Usman menyerahkan bibit tanaman secara simbolis kepada perwakilan perbekel program penataan desa wisata.  

“Program Nyapuh Titah Campuhan di Kabupaten Gianyar akan memberikan penanganan dan pelatihan sampah pura, penanaman pohon di sepanjang sungai, pelatihan pemanfaatan tanaman obat, bersih-bersih sungai dan petirtaan sepanjang sungai, serta revitalisasi desa berbasis konservasi sungai,” imbuh Fajriyah.  

Penanaman pohon sendiri akan dilakukan di sepanjang aliran Sungai Oos, Kabupaten Gianyar. Total pohon yang ditanam sebanyak 5.000 bibit yang terdiri dari tanaman kelapa gading, beringin, cempaka, pala, nangka, dan alpukat. 

Melalui program tersebut, Fajriyah berharap masyarakat dapat turut merawat dan melakukan upaya pelestarian lingkungan di sekitarnya. 

Dengan begitu, keharmonisan antara manusia dan alam dapat terwujud, khususnya dalam konservasi air sebagai kebutuhan utama masyarakat. Sementara itu, Pejabat Sementara (Pjs) VP Corporate Communication PT Pertamina Heppy Wulansari mengatakan, keterlibatan Pertamina dalam program "Nyapuh Tirah Campuhan" merupakan salah satu bentuk komitmen perusahaan dalam mengembangkan program pemberdayaan masyarakat serta pelestarian lingkungan berbasis kearifan lokal dan budaya.  

Hal itu juga merupakan wujud komitmen penuh Pertamina dalam penerapan aspek environmental, social, and governance (ESG) dan pencapaian target Sustainable Development Goals (SDGs) tujuan 13 dan 15. Adapun tujuan 13 dalam SDGs adalah penanganan perubahan iklim. 

Sementara itu, tujuan 15 SDGs adalah melindungi, merestorasi, dan meningkatkan pemanfaatan berkelanjutan ekosistem daratan, mengelola hutan secara lestari, menghentikan penggurunan, memulihkan degradasi lahan, serta menghentikan kehilangan keanekaragaman hayati.


Comments

Popular posts from this blog

Sungai Mati Jadi Lahan Produktif, Penen Berlimpah

Gaharu Komoditi Hasil Hutan Bukan Kayu

Pemprov SulSel Rehabilitasi Saluran Irigasi di Soppeng