Rehabilitasi 600.000 Hektare Lahan Mangrove diTargetkan Selesai di 2024
Mangrove memiliki peranan penting dalam lingkungan dan mendukung kehidupan makhluk hidup lain, di antaranya tempat berkembang biak biota-biota laut, membantu untuk mencegah terjadinya abrasi, menghambat kekuatan destruktif dari gelombang besar laut, mencegah terjadinya intrusi air laut ke daratan dan tempat persinggahan dari burung-burung migrasi.
Ketika seseorang memiliki lahan 1.000 meter per segi, maka yang terjadi adalah semua mangrove di luasan lahan itu dibabat habis untuk dijadikan tambak udang.
Padahal, sebenarnya, jika bisa menerapkan praktik-praktik terbaik, maka cukup 20 persen dari luasan itu yang dibuka menjadi tambak udang, sementara 80 persennya dibiarkan untuk mangrove tetap tumbuh dan berkembang.
Baca juga : Pemprov SulSel Rehabilitasi Saluran Irigasi di Soppeng
Semakin luasnya kerusakan lahan mangrove menyebabkan pemerintah memngambil inisiatif untuk melakukan rehabilitasi lahan mangrove. Presiden Joko Widodo atau Jokowi menekankan komitmen Indonesia terhadap perubahan iklim dan perbaikan lingkungan yang rusak, melalui aksi nyata. Jokowi pun memerintahkan jajarannya agar proses rehabilitasi 600.000 hektare lahan mangrove rampung pada akhir 2024.
Hal ini disampaikan Jokowi saat Peresmian Persemaian Rumpin di Kabupaten Bogor Jawa Barat, Jumat (10/6). Dalam kesempatan ini, Jokowi juga meluncurkan Program Rehabilitasi Mangrove dan World Mangrove Center.
"Mengenai rehabilitasi mangrove, juga sudah saya perintahkan agar dalam nanti sampai di akhir 2024 paling tidak 600.000 hektare lahan mangrove harus sudah terrehabilitasi. Seperti yang juga sudah kita kerjakan untuk lahan gambut," ujar Jokowi saat peresmian, Jumat.
Baca juga : Dikepung Empat DAS Besar Pemicu Banjir, Jember Butuh Piranti EWS di Banyak Titik
Dia menyampaikan rehabilitasi lahan mangrove akan dilakukan di sejumlah provinsi di Indonesia. Mulai dari, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, hingga Bali.
"Sehingga jelas dan konkret kearah mana perbaikan-perbaikan itu kita lakukan karena kita tahu hutan mangrove bisa mereduksi, menyerap karbon 4 kali lipat dibandingkan dengan hutan hujan tropis biasa," kata dia.
Di samping itu, kata Jokowi, pemerintah akan membangun 30 pusat persemaian di Indonesia dalam tiga tahun kedepan. Dia memperkirakan apabila ada 30 persemaian, maka dapat menghasilkan 360 juta bibit atau benih pohon dalam setahun.
"Sekarang baru di Rumpin. Sebentar lagi nanti yang di (Danau Toba) Sumatra Utara, Mandalika dan di IKN sudah mulai perataan tanah," jelasnya.
"Saya kira tiga bulan lagi bisa beroperasi. Sepanjang tahun ini kita perkirakan ada delapan lagi," sambung Jokowi.
Baca juga : Beda Penggunaan dan Pemanfaatan Hutan
Adapun bibit pohon yang tersedia akan ditanam di lahan kritis atau daerah-daerah yang rawan bencana seperti, longsor. Jokowi menuturkan bibit atau benih pohon juga akan ditanam di Daerah Aliran Sungai (DAS), khususnya di wilayah hulu.
"Ini sudah kita mulai. Konkret dan sudah kita mulai seperti di Ciliwung sudah. Ini tadi disampaikan sudah dikirim ke beberapa kabupaten kota yang lahannya banyak lahan kritis," tutur Jokowi.
Comments
Post a Comment