Topografi Aliran Sungai di Jembrana Rawan Bencana Banjir

Topografi Aliran Sungai di Jembrana Rawan Bencana Banjir


Kegiatan penanaman pohon didorong Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BP DAS) Unda Anyar untuk dilakukan bersama seluruh komponen. 

Kondisi topografi aliran sungai di Kabupaten Jembrana memiliki karakteristik lereng yang cukup curam dan rentan bencana hidrometeorologi seperti banjir, erosi dan tanah longsor. 

Dengan kondisi ini sangat memungkinkan terjadi banjir terlebih ketika debit air hujan tinggi. Salah satu upaya mitigasi meminimalisir bencana itu adalah dengan penanaman pohon. 

Baik itu masyarakat, komponen adat hingga tokoh agama di Bali. Bali memiliki kearifan lokal untuk menjaga alam dan salah satunya membiasakan untuk menanam dan merawat pohon sebagai sumber kehidupan. Kepala BP DAS Unda Anyar, Triadi Wibisono, SE, MBA. mengatakan upaya membangkitkan masyarakat untuk menanam pohon dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan terus dilakukan. 

Salah satunya melalui penanaman 1000 pohon di kawasan Pura Dangkhayangan Rambut Siwi, desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Senin (12/12/2022). BP DAS  berkolaborasi dengan tokoh agama, seluruh kabupaten/kota dan Bendesa adat di kecamatan Mendoyo menanam berbagai jenis pohon seperti cempaka, Cemara pantai dan pohon Ketapang. 

"Kami harap ini dapat menambah keindahan dan keasrian kawasan Pura. Penanaman ini sebagai pemantik yang mana tujuannya membangun kesadaran untuk menanam seluruh komponen bangsa agar terhindar dari bencana hidrometeorologi. Membangkitkan kembali semangat menanam pohon untuk menjaga kelestarian lingkungan," katanya. 

Menjaga kelestarian lingkungan, sebagai bentuk ibadah. Seluruh umat beragama percaya dan menyadari pentingnya menjaga bumi untuk keseimbangan lingkungan. 

"Di tengah sering terjadinya bencana hidrometeorologi di Indonesia, baik itu banjir, kekeringan dan tanah longsor, upaya penanaman dan merawat pohon ini sebagai salah satu mitigasi bencana," ujar Triadi. 

Dengan kondisi topografi di DAS Bali termasuk Jembrana yang memiliki karakteristik lereng yang cukup curam. Menurutnya sangat rentan banjir, erosi dan tanah longsor. Karena itu dengan menanam dan merawat pohon, sebagai aktualisasi religi menjaga alam pulau Dewata. Sehingga dapat mewariskan lingkungan yang lebih baik dan lebih indah ke anak cucu.  

sumber :  rri

Comments

Popular posts from this blog

Sungai Mati Jadi Lahan Produktif, Penen Berlimpah

Gaharu Komoditi Hasil Hutan Bukan Kayu

Pemprov SulSel Rehabilitasi Saluran Irigasi di Soppeng