Dikepung Empat DAS Besar Pemicu Banjir, Jember Butuh Piranti EWS di Banyak Titik

gambar tempo

Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah yang di batasi punggung-punggung gunung dimana air hujan yang jatuh pada daerah tersebut akan ditampung oleh punggung gunung tersebut dan akan dialirkan melalui sungai-sungai kecil ke sungai utama (Asdak, 1995). 

DAS termasuk suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.

Baca juga : Macam-macam Daerah Aliran Sungai (DAS)

Adanya sejumlah aliran sungai menjadikan Kabupaten Jember langganan banjir di beberapa wilayah. Untuk itu, Pemkab Jember bakal memasang sistem peralatan pendeteksi dini (early warning system/EWS) untuk bencana banjir.

Bupati Jember, Hendy Siswanto mengatakan, pihaknya membutuhkan alat EWS banjir itu untuk dipasang di sejumlah daerah aliran sungai (DAS) Jember. Hal ini ditegaskan Hendy usai memimpin apel kesiapsiagaan bencana di Lapangan Kalijompo, Desa Klungkung ,Kecamatan Sukorambi, Senin (30/5/2022).

Setelah memimpin apel, Bupati Hendy mengecek alat EWS di Sungai Kalijompo di kawasan Perkebunan Kalijompo, Desa Klungkung. EWS tersebut dipasang oleh tim dari Fakultas Teknik Universitas Jember.

Alat dipasang di sejumlah tempat, selain di kawasan hulu Sungai Kalijompo, juga di dekat rumah pribadi keluarga Bupati Jember di Kampung Ledok, Jember. Rumah pribadi keluarga bupati itu berada di tepi Sungai Kalijompo, yang melintasi kawasan perkotaan Jember.

Baca juga : Pentingnya Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS)

"EWS ini dibuat oleh teman-teman dari Fakultas Teknik Unej. Luar biasa, terbukti pada 2021, dipasang di dekat rumah saya. Dan, saya sendiri mendapatkan manfaat dari alat tersebut," ungkap Hendy.

Saat debit Sungai Kalijompo tinggi, sirine di alat tersebut berbunyi dan menjadi peringatan bagi warga sekitar untuk menyelamatkan diri.

Karenanya, kata Hendy, pihaknya membutuhkan lebih banyak EWS terpasang di DAS Jember. EWS penting dipasang di beberapa titik DAS yang debitnya rawan naik, dan menyebabkan banjir. Apalagi, Kabupaten Jember memiliki empat DAS besar yakni DAS Bedadung, Jompo, Mayang, dan Tanggul.

Empat DAS tersebut di beberapa titik menjadi pertemuan beberapa sungai. Sehingga di kawasan tengah, dan hilir beberapa kali terjadi banjir, akibat meluapnya sungai. Sedangkan di kawasan hulu, seperti di hulu Sungai Kalijompo, beberapa kali terjadi banjir bersifat bandang.

"Nanti akan kami dukung, para tim penemu ini untuk bisa menghasilkan lebih banyak alat serupa," ujar Hendy.

Selain mengecek alat EWS banjir, bupati dan jajaran Forkopimda juga menanam Rrmput Vetiver di permukiman penduduk di dekat Lapangan Kalijompo. Rumput Vetiver ditanam sebagai bentuk antisipasi penahan banjir.

Baca juga : Kontraktor Rehabilitasi DAS

"Hari ini, kami juga menanam 2.000 bibit Vetiver di sekitar hulu Sungai Jompo sebagai bentuk antisipasi banjir," kata Hendy.

Sementara itu, apel kesiapsiagaan bencana diikuti oleh personel dan relawan kemanusiaan dan kebencanaan di Kabupaten Jember. Antara lain dari TNI, Polri, BPBD, Satpol PP, PMI, juga relawan dari sejumlah komunitas di Jember.

Kabupaten Jember termasuk kawasan rawan bencana di Jawa Timur. Potensi bencana alam itu di antaranya banjir, baik genangan maupun bandang. Setiap musim hujan, empat DAS besar di Jember, secara bergantian meluap, sampai menggenangi permukiman warga.

Comments

Popular posts from this blog

Sungai Mati Jadi Lahan Produktif, Penen Berlimpah

Gaharu Komoditi Hasil Hutan Bukan Kayu

Pemprov SulSel Rehabilitasi Saluran Irigasi di Soppeng