Teknik Sampling Dalam Inventarisasi Hutan


Pada metode inventarisasi hutan, salah satu kegiatan terpenting adalah pengumpulan sampling dan sensus. Sampling adalah kegiatan pengambilan dan penganalisaan sebagian dari seluruh populasi yang bertujuan untuk digunakan sebagai data yang mewakili suatu populasi.

Sedangkan, sensus adalah cara pengambilan dan penganalisaan data yang dilakukan pada sampel yang telah diperoleh tanpa melakukan pendugaan terhadap data populasi.

Metode pengambilan sampling dapat dibedakan berdasarkan teknik sampling dengan unit contoh berukuran sama dan teknik sampling dengan unit contoh berukuran berbeda.

Teknik sampling dengan unit contoh berukuran sama dibagi menjadi beberapa metode, seperti:

  • Simple Random Sampling (SRS)
  • Systematic Sampling
  • Stratified Sampling

Pada hutan homogan seperti hutan tanaman, metode yang digunakan adalah Simple Random Sampling dan Systematic Sampling. Sedangkan, pada hutan heterogen, metode yang digunakan adalah Stratified Sampling.

Dalam melakukan kegiatan sampling, hambatan yang seringkali dihadapi adalah faktor geografis yang menyebabkan sulitnya pengambilan contoh dengan ukuran sama. Maka dari itu, dilakukanlah teknik sampling dengan unit contoh yang ukurannya berbeda, yakni metode Tree Sampling dan Line Sampling.

Tree Sampling atau N-Tree Distance Sampling umumnya digunakan untuk inventarisasi hutan homogen. Pada teknik ini, pengambilan contoh dilakukan berdasarkan karakteristik dari sejumlah pohon (n-tree), misalnya 5-tree, 10-tree dan seterusnya. Pada prinsipnya, teknik ini mengukur jumlah pohon yang sama pada tiap plot contoh. Teknik Tree Sampling merupakan teknik yang masuk dalam kategori “distance sampling”. Sebab, pada pohon ke-n yang merupakan pohon terjauh dilakukan pengukuran panjang dari titik plot contoh. Kelebihan menggunakan teknik adalah karena kesederhanaan dan kecepatan dalam perolehan sampling di lapangan. Akan tetapi, kekurangannya adalah data sampling dapat bersifat bias untuk tegakan yang bergerombol.

Line Sampling adalah teknik sampling dengan unit contoh berbentuk jalur (line / strip / transect) yang biasanya digunakan untuk hutan alam. Jalur yang dibuat pada teknik ini umumnya memotong garis kontur. Tujuannya, agar karakteristik vegetasi dapat dilihat berdasarkan ketinggiannya. Line Sampling biasanya menggunakan Systematic Line Sampling With Random Start. Teknik ini memiliki kelemahan, yaitu mudah terjadi kesalahan karena lebar jalur dan jumlah unit contoh lebih sedikit. Akibatnya, derajat bebas menjadi mengecil sehingga memiliki sampling error yang tinggi.

sumber: ks

Comments

Popular posts from this blog

Sungai Mati Jadi Lahan Produktif, Penen Berlimpah

Perubahan Fungsi Kawasan Hutan Wajib Memiliki Kesesuaian Kegiatan Pemanfaaatan Ruang

Gaharu Komoditi Hasil Hutan Bukan Kayu